Cari Informasi

5 Sebab Mengapa Masyarakat Masih Kurang Tertarik Berbekam

Admin
0

 


 

Bekam, sebagai salah satu bentuk terapi pengobatan tradisional, sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Namun, meskipun manfaat bekam telah banyak dibuktikan baik secara empiris maupun ilmiah, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum tertarik menjalani terapi bekam secara rutin. Apa saja penyebabnya?

Dalam artikel ini, Pusat Bekam akan membahas beberapa faktor utama yang membuat terapi bekam belum menjadi pilihan utama masyarakat dalam menjaga kesehatan.


1. Kurangnya Edukasi dan Informasi yang Akurat

Salah satu penyebab utama adalah minimnya informasi yang terpercaya tentang bekam. Banyak orang masih mengandalkan informasi dari mulut ke mulut atau media sosial tanpa dasar ilmiah. Akibatnya, muncul berbagai mitos seperti:

  • Bekam hanya untuk orang sakit berat

  • Bekam berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi

  • Bekam identik dengan praktik "alternatif" yang tidak ilmiah

Padahal, dengan edukasi yang tepat, bekam bisa dipahami sebagai metode detoksifikasi dan peningkatan sirkulasi darah yang aman jika dilakukan oleh terapis bersertifikat.


2. Takut Akan Proses yang Terlihat Menyeramkan

Gambar-gambar bekam yang menunjukkan darah atau kulit yang merah kehitaman seringkali membuat orang takut mencoba. Estetika prosedur ini memang tidak seperti terapi spa atau pijat yang terlihat menenangkan.

Banyak orang menganggap bekam itu "sakit" atau "menyiksa", padahal kenyataannya banyak pasien merasa rileks dan ringan setelah terapi, terutama jika dilakukan dengan teknik modern yang higienis dan profesional.


3. Kurangnya Akses ke Terapis Profesional

Di beberapa daerah, masih sulit menemukan terapis bekam yang tersertifikasi dan memiliki tempat praktik yang bersih dan nyaman. Akibatnya, masyarakat merasa ragu terhadap keamanan dan kualitas layanan bekam.

Digitalisasi praktik bekam, seperti booking online, konsultasi digital, atau edukasi via media sosial, masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh banyak terapis.


4. Tidak Dianggap sebagai Kebutuhan Preventif

Banyak orang hanya datang untuk bekam saat sedang sakit. Bekam belum dianggap sebagai metode pencegahan penyakit (preventif), padahal dalam banyak tradisi pengobatan, bekam dilakukan rutin untuk menjaga metabolisme tubuh.

Perlu pendekatan yang kuat untuk mengubah mindset masyarakat bahwa bekam bukan sekadar solusi ketika sakit, melainkan bagian dari gaya hidup sehat alami.


5. Belum Masuk dalam Ekosistem Medis Formal

Meskipun ada kemajuan, bekam belum sepenuhnya terintegrasi dalam sistem layanan kesehatan modern seperti rumah sakit atau klinik umum. Hal ini membuat orang merasa ragu apakah terapi bekam benar-benar "diakui" secara medis.

Kerja sama antara praktisi bekam dan tenaga medis bisa menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan lebih luas terhadap manfaat terapi ini.


Kesimpulan: Edukasi dan Profesionalisme Adalah Kunci

Agar terapi bekam semakin diterima masyarakat luas, dibutuhkan:

  • Edukasi yang konsisten dan berbasis data

  • Penggunaan media digital untuk menyebarkan informasi

  • Peningkatan kualitas layanan terapis dari segi higienitas, branding, dan pelayanan

  • Kolaborasi antara pengobatan tradisional dan modern


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)